Kebanyakan neraca lajur dipergunakan oleh seorang akuntan senior atau perusahaan besar. Meski begitu, alat ini sebenarnya berguna bagi siapapun yang mau belajar membuat laporan keuangan dengan rapi dan teliti. Artikel ini akan menjebarkan sekilas tentang neraca lajur serta contoh neraca lajur 6 kolom. Selamat membaca!
Neraca lajur menjadi poin penting dalam memahami siklus akuntansi. Tentu saja, dia bukan sekedar kertas kerja biasa. Neraa lanjur menjadi fondasi penting sebelum membuat laporan keuangan yang akurat. Dengan neraca lajur, kita bisa merangku data transaksi, cek penyesuaian akun, dan memastikan laporan keuangan tidak salah hitung.
Biasanya format neraca lajur disusun secara manual dalam bentuk tabel berkolom, 6, 8, 10, hingga 12 kolom. Artikel ini akan memberikan gambaran atau contoh neraca lajur 6 kolom. Sebagai informasi, saat ini software akuntansi menyediakan neraca lajur atau worksheet secara otomatis. Jadi, buat kamu yang sedang memulai bisnis, tapi tidak punya background pendidikan di bidang akuntansi, solusinya bisa dengan mencoba aplikasi akuntansi seperti Akuntansiku.
Akuntansiku merupakan software keuangan berbasis cloud yang menyediakan berbagai fitur akuntansi secara gratis. Namun, jika bisnismu mulai berkembang dan ingin menggunakan fitur premium, kamu bisa melakukan upgrade ke level berikutnya dengan budget terjangkau untuk skala bisnis UKM.
Artikel terkait : 4 Fitur Andalan Akuntansiku yang Bantu UMKM Bertumbuh
Mengenal neraca lajur secara singkat
Neraca lajur masih menjadi salah satu metode yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Neraca lajur menjadi metode pengelompokan data akuntansi sistematis yang bisa membantu perusahaan dalam mengambil keputusan sesuai kondisi keuangan.
Neraca lajur (worksheet) diartikan sebagai lembaran kerja yang merangkum semua data penting dalam akuntansi. Definisi lain, neraca lajur adalah adata akuntansi yang dihimpun dalam lembaran kerja berlajur-lajur secara otomatis. Formatnya berbentuk tabel berkolom 6, 8, 10, dan 12.
Neraca lajur biasanya memuat 5 informasi pokok, yaitu: neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, neraca, dan laporan hitungan laba dan rugi. perkiraan jurnal penyesuaian, dan saldo perkiraan setelah penyesuaian.
Contoh neraca lajur 6 kolom
Ada beberapa jenis neraca lajur yang umumnya dipakai dalam dunia akuntansi, yaitu neraca lajur 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom. Artikel ini spesifik akan memberikan contoh neraca lajur 6 kolom.
Neraca lajur 6 kolom biasanya digunakan untuk bisnis skala kecil dan menengah. Neraca jenis ini terdiri dari:
- Neraca saldo
- Jurnal penyesuaian
- Neraca saldo setelah penyesuaian

Tabel di atas merupakan contoh neraca lajur 6 kolom. Umumnya, neraca jenis ini terdiri dari nomor akun, nama akun, neraca setelah disesuaikan atau neraca saldo (debit dan kredit), laba rugi (debit dan kredit), dan neraca (debit dan kredit). Berikut penjelasan singkat tiap kolomnya:
- Nomor akun: berisi nomor identifikasi untuk masing-masing akun dalam sistem pencatatan akuntansi perusahaan. Nomor akun berfungsi untuk pengelompokan dan referensi akun.
- Nama akun: keterangan deskriptif setiap akun, seperti piutang usaha, beban gaji, pengeluaran, pendapatan, dan sebagainya.
- Neraca saldo (Debit dan Kredit): menampilkan saldo akhir dari setiap akun buku besar sebelum terjadi penyesuaian. Total debit dan kredit harus seimbang.
- Laba- rugi (Debit dan Kredit): kolom yang mencatat semua akun nominal, yaitu pendapatan atau kredit dan beban atau debit. Selisih total kredit dan debit di kolom ini menunjukkan laba bersih perusahaan.
- Neraca (Debit dan Kredit): kolom yang menampung semua akun ril, seperti aset, liabilitas, dan ekuitas. Akun aset dicatat di kolom debit, sementara liabilitas dan ekuitas akan tercatat di kolom kredit. Total debit dan kredit di kolom ini harus seimbang.

Artikel terkait : Panduan Cepat Menyusun Jurnal Transaksi Bagi Pemula
Kesimpulan
Itulah pembahasan singkat mengenai neraca saldo, termasuk contoh neraca lajur 6 kolom. Neraca lajur membuat pengelolaan keuangan dalam satu periode lebih ringkas dan mudah dipahami.
Neraca lajur juga membantu seorang akuntan mampu mendeteksi kesalahan sejak dini. Dengan kata lain, kita bisa manfaatkan neraca lajur untuk cek dan ricek lebih aman dan sistematis, utamanya jika ada data yang tidak sesuai.
Penyusunan neraca lajur secara manual seringkali terjadi kesalahan. Contohnya seperti tidak mencatat semua transaksi keuangan, pencatatan jurnal penyesuaian keliru, dan salah menulis angka di kolom debet atau kredit, sehingga menyebabkan neraca saldo tidak seimbang.
Solusinya, kita bisa memanfaatkan teknologi digital yang akan mengotomatisasi semua pencatatan keuangan. Anda bisa menfaatkan fitur gratis yang diberikan oleh aplikasi Akuntansiku misalnya. Namun jika bisnis yang dijalankan butuh pencatatan lebih kompleks, Anda bisa upgrade ke layanan berbayar, tentunya dengan biaya yang terjangkau bagi bisnis skala kecil dan menengah. Download aplikasi Akuntansiku, dan coba fitur gratisnya untuk sistem pembukuan bisnis yang lebih mudah, cepat, dan fleksibel.
