Cash Flow dan Profit: Sering dikira sama, padahal berbeda

Cash Flow dan Profit: Sering Dikira Sama, Padahal Berbeda

Bisnisnya profit, tapi cash flow negatif, kok bisa?I

Faktanya, tak sedikit bisnis yang untung diatas kertas, namun ternyata kesulitan untuk membayar biaya operasional. Tak heran, jika bisnis untung terus, tapi perputaran uang di dalamnya negatif, siap-siap perusahaan sulit untuk mengggaji karyawan, atau sewa tempat. 

Cash flow dan profit merupakan dua aspek yang dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Namun sayangnya, sebagian orang masih keliru untuk memahami perbedaan keduanya. Pasalnya, penting bagi perusahaan untuk mengelola cash flow yang sehat, jadi bukan sekedar fokus ke profit. Lalu, apa yang membedakan cash flow dan profit?

Definisi cash flow dan profit 

Secara sederhana, profit didefinisikan sebagai laba bersih setelah dikurangai dengan biaya. Pengertian lain dari laba adalah penghasilan bersih yang diperoleh oleh perusahaan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan atau HPP, dan biaya lain seperti pembayaran pajak, biaya operasional, dan pinjaman.

Untuk bisnis skala kecil, profit biasanya langsung masuk ke rekening pribadi si pemilik usaha. Semantara di korporasi besar, profit akan dibagikan ke para pemegang saham dalam bentuk dividen. Biasanya, pencatatan profit terbagi dalam dua jenis. Pertama gross profit, pendapatan dikurangi biaya langsung seperti bahan baku. Kedua net profit, yaitu pendapatan dikurangi seua biaya, termasuk pajak dan bunga. 

Baca juga : 4 Alasan UMKM Perlu Membuat Laporan Keuangan

Sementara cash flow merupakan aliran uang masuk dan keluar. Harvard Business school mengartikan cash flow sebagai saldo bersih uang tunai yang masuk dan keluar. Bentuk cash flow, mengutip dari The Balance Money adalah berupa pembayaran yang diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan.

Kas masuk bisa berasal dari hasil penjualan, dan pembayaran piutang. Sementara kas keluar bisa dalam bentuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, biaya operasional bulanan, dan pelunasan hutang. Di beberapa kasus, investor mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dari parameter cash flow.

Jika lebih banyak uang masuk dibandingkan yang keluar, maka cash flow nilainya positif atau surplus. Sebaliknya, cash flow dinyatakan negatif atau defisit jika uang yang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang masuk. Laporan arus kas (cash flow statement) diperlukan untuk memberikan gambara lengkap tentang aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. 

Cash flow vs profit : Perbedaan keduanya dilihat dari beberapa aspek

Tolak ukur

Cash flow dan profit, keduanya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan. Profit menjadi tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan. Sementara cash flow menjadi modal sebuah bisnis tetap berjalan. Profit akan menentukan keberlanjutan perusahaan, sedangkan cash flow mengukur seberapa mampu perusahaan bertahan saat ini. 

Cara menghitung

Cash flow : Total penerimaan kas - total pengeluaran kas

Contoh kasus: Sebuah warung kopi menerima pesanan kopi dan snack untuk acara kantor. Pemilik kedai memesan bahan baku seperti kopi, susu, dan makanan ringan dari pemasok dengan total belanja sebesar Rp5 juta. Setelah pesanan terkirim, pembeli membayar sejumlah uang Rp8 juta. Jadi, perhitungan cash flow bersih adalah Rp8 juta – Rp5 juta = Rp 3 juta.

Rumus profit : Jumlah pendapatan/hasil penjualan - biaya (langsung dan tidak langsung)

Contoh kasus : Pemilik usaha katering A menerima pesanan 50 kotak nasi. Harga per kotak nasi sebesar Rp 30.000. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, kemasan, dan gas elpiji sebesar Rp 800.000, serta upah tenaga masak Rp 200.000. Jadi, keuntungan yang diperoleh pemilik usaha katering A sebesar: Rp 1.500.000 (30 x Rp 30 ribu) – Rp 1.000.000 (Rp 800 rb+ Rp 200 rb) = Rp 500.000

Laporan keuangan

Cash flowPelaporan di laporan arus kas (cash flow statement) untuk 3 aktivitas utama: operasional, investasi, dan pendanaan. Pencatatan dilakukan saat uang masuk atau keluar dari kas.
Profit Dilaporkan dalam laporan laba rugi (income statement). Pencatatan dilakukan saat pendapatan dan biaya diakui, meski uang belum diterima atau dibayar.

Utang piutang

Cash flow tidak mencatat utang piutang yang belum terbayar. Dia hanya mencatat saat terjadi transaksi tunai. Sementara profit mencatat utang dan piutang meski belum dibayar, sesuai prinsip akuntansi akrual

Cash flow dan profit : Mana yang lebih penting?

Baik cash flow dan profit, keduanya saling berkaitan dan sama-sama penting untuk keberlangsungan bisnis perusahaan. Pemilik bisnis memerlukan cash flow dan profit untuk melihat stabilitas keuangan dan perkembangan bisnis. Jadi, kita memerlukan laporan laba rugi dan arus kas secara bersamaan sebagai dasar analisa bisnis. Ini karena keduanya adalah satu kesatuan laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. 

Kita diharuskan untuk mengejar profit sebesarnya, tapi tetap tidak boleh melupakan cash flow. Apalagi jika usaha tergolong baru, bisa jadi prioritas utama kita adalah cash flow. Karena dengan cash flow yang stabil, akan menunjukkan potensi baik bagi investor.

Kesimpulannya, jika profit mengindikasikan keuntungan bisnis, maka cash flow menunjukkan uang cash untuk biaya operasional. Bisnis yang arus kasnya sehat tetap bisa bertahan, meski dengan laba kecil. Sebaliknya, bisnis yang profit besar akan mengalami kesulitan jika arus kas negatif. Jadi, keduanya sama penting, tetapi cash flow lebih krusial untuk keberlangsungan bisnis jangka pendek.

Artikel lain :

  1. Macam-Macam Jurnal Akuntansi dan Fungsinya dalam Sistem Pembukuan 
  2. 10 Istilah Akuntansi yang Sering Muncul di Laporan Keuangan

Download Aplikasi pada Tombol dibawah ini

Bagikan Artikel ini
Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *