Markup dan Margin: mana yang lebih tepat untuk UMKM?

Markup dan Margin: Mana Lebih Tepat untuk UMKM?

Markup dan margin, dua konsep penting yang digunakan untuk mengukur keuntungan bisnis. Meski begitu, kedua konsep tadi memiliki perbedaan mendasar. Markup adalah jumlah kenaikan harga produk, sementara margin merupakan penjualan yang dikurangi harga pokok penjualan. Biar semakin jelas, simak penjelasan tentang perbedaan keduanya di paragraf selanjutnya.

Markup adalah …

Selisih antara harga pokok penjualan atau HPP dan harga jual. Acuannya dari persentase peningkatan dari biaya dasar atau harga pokok. 

Rumus : Harga jual – harga pokok

Margin adalah …

Selisih antara harga jual atau pendapatan dan harga pokok atau biaya. Biasanya margin digunakan untuk menunjukkan perbandingan jumlah keuntungan dengan pendapatan. Perhitungannya dinyatakan dalam persentase dari harga jual.

Rumus : Keuntungan / pendapatan x 100% atau (Laba / pendapatan kotor) x 100

Baca juga : HPP, Rahasia UMKM Meraih profit Maksimal

Markup dan margin, apa kaitannya?

Markup menjadi faktor penentu margin. Artinya, semakin tinggi markup, maka marginnya semakin tinggi pula. Perusahaan yang memiliki markup tinggi menunjukkan bahwa dia memiliki margin keuntungan tinggi. 

Di sisi lain, markup tinggi juga bisa menyebabkan produk menjadi tidak kompetitif. Margin dipengaruhi oleh faktor lain seperti biaya operasional, harga jual pesaing, dan biaya produksi. Margin produk yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mendapakan keuntungan tinggi dari setiap penjualan produknya. Namun, margin yang terlalu tinggi juga akan mempersulit perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain dengan harga jual lebih rendah. 

Dalam hal operasional bisnis, markup dan margin saling berkaitan untuk memastikan profitabilitas. Untuk menghasilkan profit, bisnis harus menetapkan persentase markup di atas persentase margin. Ketika markup tinggi, pendapatan pun naik. Peningkatan ini kemudian akan menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi.

Markup dan margin, keduanya sama-sama menunjukkan profit, namun perhitungannya berbeda. Markup dihitung dari biaya produksi, sementara margin dihitung dari harga jual. Jika markup tinggi, margin otomatis juga naik. Meski begitu, perhitungannya tidak boleh tertukar agar tidak salah dalam menentukan harga jual. 

Hubungan interaksi markup dan margin bisa diprediksi. Artinya, setiap markup berkaitan dengan margin tertentu, begitu juga sebaliknya. Markup selalu lebih tinggi dari margin terkait.

Baca juga : Cash Flow dan Profit: Sering Dikira Sama, Padahal Berbeda

Contoh kasus:

Pak Eko memiliki usaha kuliner yang menjual roti premium. Salah satu produk terlarisnya adalah Roti Butter Croissant. Untuk menentukan harga jual, pak Eko sudah memperhitungkan beberapa hal seperti biaya bahan baku, biaya operasional, dan laba. Biaya produksi Roti Butter Croissant per biji:

  1. Bahan baku (tepung, mentega, telur, gula, dll) Rp 75.000
  2. Biaya gas, listrik, tenaga kerja per hari Rp 25.000
Jadi, total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 100.000

Pak Eko ingin menetapkan harga jual dengan markup 50% dari biaya produksi. Maka, perhitungan markupnya sebagai berikut:

Harga jual = biaya produksi + (markup x biaya produksi)

Rp 100.000 + (50% x Rp 100.000) = Rp 150.000

Jadi, harga jual Roti Butter Croissant yang harus dijual oleh Pak Eko jika menginginkan markup 50% dari biaya produksi adalah sebesar Rp 150.000.

Perhitungan margin
[(Harga Jual – Biaya Produksi) / Harga Jual] × 100%
[(Rp150.000 – Rp100.000) / Rp150.000] × 100% = 33,3%

Jadi, margin keuntungan yang didapatkan oleh pak Eko adalah sebesar 33,3%. Jika pak Eko ingin mendapatkan margin lebih besar, maka dia bisa menaikkan harga jual atau opsi lain misalnya dengan menghemat biaya produksi.

Perbedaan markup dan margin

Markup Margin 
Perhitungan Selisih harga jual dan harga pokokPersentase keuntungan terhadap pendapatan 
Fokus Menetapkan harga produkMemberikan info persentase keuntungan dari harga jual
Penggunaan Menentukan harga jual, memprediksi keuntungan, dan perbandingan harga produk.Melihat profit dan efektifitas operasional bisnis.

Jadi, UMKM harus fokus ke Markup atau margin?

Idealnya, UMKM perlu menggunakan markup dan margin secara bersamaan untuk optimalkan harga. Jika UMKM fokusnya ingin menentukan harga jual lebih cepat, maka markup bisa menjadi pilihan lebih mudah karena hanya menambahkan persentase tertentu dari modal.

Sebaliknya, jika UMKM ingin mendapatkan gambaran profitabilitas secara akurat, maka margin menjadi metode tepat. Dengan metode margin, UMKM bisa memahami seberapa efektif bisnis mereka menghasilkan keuntungan. Markup menghitung harga jual berdasarkan persentase biaya pokok, sementara margin menghitung profit sebagai persentase harga jual.

Buat Invoice Otomatis Tanpa Ribet Pakai Akuntansiku!

Yuk pakai software Akuntansiku mempermudah pembuatan invoice perusahaanmu secara otomatis, mudah dan tentunya aman. Akuntansiku bisa mencatat setiap transaksi keuangan secara efisien dan otomatis. Mulai sekarang, tak perlu lagi merasa kewalahan dengan angka-angka dan laporan keuangan yang rumit.

6 Alasan Mengapa Harus Memilih Akuntansiku untuk Bisnismu ! 

  1. Data Privasi Keuangan Bisnismu Tentunya Terjaga Kerahasiaannya 
  2. Data Tersimpan di Cloud dapat diakses kapan saja, di mana saja, dengan perangkat apapun loh 
  3. Akses Platform Apa Saja mulai dari Website, Aplikasi Android dan IOS, semua data dan laporan selalu tersedia dalam Genggamanmu 
  4. Multi User, Akuntansiku dapat diatur Hak Akses masing-masing Karyawan 
  5. User Friendly, tampilan mudah dipahami dan sederhana cocok untuk UMKM
  6. Dukungan Customer Service, Kami akan membantu jika user mengalami kesulitan atau mempunyai pertanyaan seputar penggunaan aplikasi melalui sambungan WhatsApp 

Bagikan Artikel ini
Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *