Menyusun jurnal transaksi ternyata tidak seribet yang dibayangkan lho! Buat Kamu yang baru mulai menjalankan bisnis, dan tidak memiliki background pendidikan di bidang akuntansi, gak perlu minder. Artikel ini akan memberikan panduan cepat menyusun jurnal transaksi, khususnya bagi pemula.
Jurnal transaksi menjadi hal mendasar utamanya bagi mereka yang baru menjalankan usaha. Karena baru merintis, manajemen keuangan tidak perlu kompleks dan rumit. Meski begitu, pemilik bisnis harus punya pencatatan jurnal transaksi untuk mengatur keuangan, dan jadi patokan evaluasi untuk pengembangan bisnis berikutnya.
Jurnal transaksi menjadi instrumen penting dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan. Jika jurnal transaksi tidak akurat, maka laporan keuangannya pun dipastikan juga tidak akurat alias keliru.
Artikel terkait : Macam-Macam Jurnal Akuntansi dan Fungsinya dalam Sistem Pembukuan
Jurnal Transaksi itu Apa sih?
Dalam buku akuntansi edisi ke 26, Warren, Reeve & Duchac mendefinisikan jurnal sebagai pencatatan kronologis dari semua kegiatan transaksi bisnis. Simplenya, jurnal transaksi atau disebut juga jurnal entri ini adalah catatan transaksi keuangan bisnis perusahaan atau organisasi.
Setiap transaksi keuangan mencakup semua pemasukan dan pengeluaran akan dicatat di jurnal terlebih dahulu, baru kemudian dipindahkan ke buku besar. Di dalamnya berisi tanggal, nominal kredit atau debit, dan deskripsi singkat untuk setiap transaksi. Beberapa perusahaan juga mencantumkan info lain, seperti rincian pajak.
Pembuatan jurnal transaksi dimulai dengan pengolahan data dari setiap transaksi yang dicocokkan dengan bukti transaksi. Agar laporan keuangan lebih mudah dan akurat, pastikan Kamu mengumpulkan setiap bukti transaksi keuangan.
Untuk membuat ayat jurnal, Kamu perlu memasukkan rincian transaksi ke pembukuan bisnis. Berikutnya, jurnal transaksi tadi dimasukkan ke dalam buku besar. Setiap ayat jurnal dalam buku besar memuat tanggal transaksi, jumlah, nama akun yang terkait (jenis transaksi keuangan yang dicatat) beserta nomor akunnya, nomor referensi seperti nomor cek dan deskripsi singkat transaksi.
Berikut contoh nama akun atau jenis transaksi keuangan yang tercatat dalam jurnal, beserta penjelasannya:
Nama akun | Fungsi |
Kas | Mencatat uang tunai |
Piutang usaha | Mencatat tagihan ke pelanggan |
Pendapatan penjualan | Mencatat pemasukan dari penjualan |
Beban listrik | Mencatat pengeluaran bayar listrik |
Modal | Mencatat setoran modal dari pemilik usaha |
2 Jenis Jurnal Transaksi dalam Akuntansi
Penggunaan jurnal yang tepat untuk pembukuan disesuaikan dengan jenis bisnis yang dijalankan. Umumnya, jurnal transaksi terbagi menjadi dua kategori berdasarkan penggunaan transaksinya, yaitu:
- Jurnal umum
Jurnal umum adalah catatan yang menulis semua kegiatan transaksi kuangan bisnis secara kronologis berdasarkan tanggal. Pencatatan jurnal umum biasanya dibuat dalam satu periode tertentu, misalnya harian, mingguan, atau bulanan.
Pencatatan dalam jurnal umum harus mencakup lima akun. Yaitu pendapatan, ekuitas, modal, utang, dan beban perusahaan. Setelah tercatat di jurnal, transaksi tersebut lalu dicatat ke jenis atau kategori akun yang tepat di buku besar, seperti akun kas, piutang usaha, atau aset lain.

- Jurnal khusus
Jurnal khusus disebut juga sebagai akun, yaitu jurnal akuntansi yang pencatatan transaksinya dikelompokkan sesuai jenis dan terjadi secara berulang dalam kegiatan operasional bisnis.
Semua jurnal khusus tercantum dalam bagan akun. Secara umum, contoh nama akun diantaranya penjualan, piutang, pemasukan tunai, pembelian, pengembalian, hutang, dan ekuitas.

Jurnal khusus biasa digunakan dalam pembukuan manual dan tertulis lebih sistematis. Tujuannya agar mempermudah dan mempercepat proses pembacaan data sekaligus pencatatan di buku besar. Ini akan berguna khususnya untuk bisnis yang volume transaksinya tinggi.
Artikel terkait : Strategi Akuntansi: Pencatatan Jurnal Pembelian di Perusahaan Dagang
Pencatatan Jurnal Transaksi lebih mudah dengan Software Akuntansi
Itulah tadi gambaran sederhana mengenai jurnal transaksi. Meski terlihat simple, pemula yang tidak punya background akuntansi tentu memerlukan cukup waktu untuk pendalaman. Belum lagi jika proses pencatatannya masih dilakukan secara manual.
Beruntung, inovasi software akuntansi berbasis digital menjadikan proses pencatatan keuangan lebih mudah. Langkah-langkah di atas tadi masih berlaku ya meski Kamu menggunakan software akuntansi untuk pencatatan keuangannya. Meski begitu, untuk hal detail di balik layar akan ditangani oleh software akuntansi dengan cepat dan sistematis
